Jumat, 08 April 2011

TSUNAMI JEPANG BI2 SOFTSKILL

Pada awalnya bumi ini terbentuk bumi ini merupakan satu daratan yang sangatlah luas. Tetapi lambat laun bumi kita terpotong menjadi dua bagian dan lambat laun menjadi pecahan daratan daratan. Karena ini disebabkan adanya pergerakan lengpeng bumi yang memisahakan antara bagian bumi yang satu dan bagian bumi yang lain.
Kita dapat ambil contoh antara pulau irian jaya dengan benua australia. Pada jaman dahulunya pulau kalimantan dan australia merupakan satu dataran yang luas dan sekarang terpisah. Irian jaya sendiri masuk kedalam benua asia dan australia menjadi benua tersendiri. Buktinya pada jaman dahulunya merupakan satu daratan adalah kita dapat memperhatian satwa endemik diantara kedua daerah tersebut. Burung cendrawasih yang merupakan satwa endemik irian jaya juga terdapat diaustralia. Begitu pun sebaliknya kanggoro yang merupak satwa endemik austalia juga ada terdapat di irian jaya. Itu salah satu bukti bahwa pada jaman dahulunya kedua daratan besar itu bersatu. Dan dipisahkan oleh adanya pergerakan lempeng bumi.
Banyaknya patahan lempengan yang berada diberada dibumi ini menyebabkan banyak terjadinya gempa bumi bahkan tsunami. Gempa bumi bahkan tsunami terjadi karena adanya pergerakan lempengan dan menyebabkan gelombang besar dan maka dari situlah dapat menyebabkan tsunami.
Ada banyak sekali negara yang dilewati oleh patahan lempengan bumi tersebut seperti indonesia yang dilewati 4 lempeng besar dunia makanya dari itu negara kita juga merupak negara yang rawan sekali terjadinya gempa bahkan tsunami adalagi seperti negara jepang, srilangka, haiti, chili dan masih banyak lagi
Jepang merupakan negara yang rawan sekali terjadinya gempa bumi bahkan tsunami. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan akibat dari musibah tersebut baik berupa materi maupun secara psikologis. Dan dari segala faktor yang ditimbulkan akibat dari bencana tersebut.
Pemerintah jepang sadar bahwa negaranya, negara yang rawan sekali terjadinya tsunami. Banyak sekali upaya yang yang dilakukan dari mulai alat pendeteksi tsunami sampai sosialisasi rumah gempa. Warga jepang juga sadar bahwa dimana negara tempatia tinggal rawan sekali terjadinya gempa. Oleh karena itu banyak dari warga jepang yang mendirikan rumah anti gempa.
Akibat dari tsunami yang terjadi baru baru ini di jepang sangatlah berdampak kesemua faktor. Apalagi yang sangat menonjol sekali adalah dari sektor perekonomian yang sangat langsung berdampak buruk. Kerugian yang terjadi sangatlah besar sekali. Belum lagi dampak psikologis yang diderita oleh korban tsunami tersebut.
Tidak hanya menimpa warga jepang saja. Banyaknya warga negara lain juga yang bermukim di jepang. Warga negara indonesia juga sangat banyak yang menjadi TKI di jepang. Tsunami akibat gempa bumi berkekuatan 8,9 Skala Richter yang menyapu kawasan pesisir Timur Jepang menewaskan sedikitnya 60 orang. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah mengingat sejumlah lokasi belum tertembus tim evakuasi.

Gelombang tsunami yang mencapai ketinggian tujuh meter itu menyeret sejumlah kapal hingga ke daratan. Mobil-mobil dan reruntuhan bangunan akibat gempa juga tersapu ombak bercampur lumpur yang memasuki kota-kota di wilayah tersebut.

Mobil, truk, bus, yang terseret gelombang tsunami, tertambat di Bandara Sendai, di utara Tokyo. Sementara lebih 300 rumah hanyut di kota Ofunato. Tayangan televisi lokal menunjukkan puing-puing bangunan yang terseret air menumbangkan pepohonan dan membalikkan mobil.

"Kami memprediksi telah terjadi kerusakan besar," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yukio Edano atas gempa berpusat di 130 km sebelah timur Sendai, Honshu, atau 373 km tenggara Tokyo pada kedalaman 24 km. "Kami akan melakukan upaya maksimal bantuan berdasar prediksi itu."

Selain tsunami, gempa mengakibatkan getaran dahsyat melanda puluhan kota dan desa yang menghampar di sepanjang 2.100 kilometer garis pantai. Tak terkecuali Tokyo, yang berjarak ratusan kilometer dari pusat gempa.

"Gempa bumi telah mengakibatkan kerusakan besar, terutama di kawasan Jepang bagian utara," kata Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan, seperti dikutip dari laman Associated Press, Jumat, 11 Maret 2011.

Selain menghancurkan sejumlah bangunan fisik, bencana dahsyat ini juga melumpuhkan sejumlah kota di Jepang. Saluran komunikasi terputus. Sarana transportasi juga tidak beroperasi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, mengatakan, komunikasi yang dilakukan dari Jakarta ke Jepang hanya bisa melalui Tokyo lewat hotline khusus. Sementara komunikasi dari Jakarta ke daerah lain tidak bisa dilakukan.

Sumber : vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar