Minggu, 07 November 2010

Riset Pemasaran

Nama : Putri Wulandari
Npm : 10208977
Kelas : 3EA04

Manajer membutuhkan informasi dalam rangka memperkenalkan produk dan jasa yang menciptakan nilai di benak konsumen. Tetapi persepsi nilai adalah satu subjektif, dan apa yang pelanggan nilai tahun ini mungkin sangat berbeda dari apa yang mereka nilai tahun depan. Dengan demikian, atribut yang menciptakan nilai tidak dapat begitu saja disimpulkan dari pengetahuan umum. Sebaliknya, data harus dikumpulkan dan dianalisis. Tujuan dari riset pemasaran adalah untuk memberikan fakta dan arah yang manajer perlu membuat keputusan yang lebih mereka pemasaran penting.
Untuk memaksimalkan manfaat dari riset pemasaran, mereka yang menggunakannya perlu memahami proses penelitian dan keterbatasan.

Istilah-istilah ini sering digunakan secara bergantian, namun secara teknis ada perbedaan.

Transaksi penelitian pasar khusus dengan pengumpulan informasi tentang ukuran pasar dan tren. Penelitian Pemasaran mencakup berbagai kegiatan lebih luas. Walau itu mungkin melibatkan riset pasar, riset pemasaran merupakan proses yang sistematis yang lebih umum yang dapat diterapkan pada berbagai masalah pemasaran.

Nilai Informasi
Informasi dapat berguna, tetapi apa yang menentukan nilai nyata untuk organisasi? Secara umum, nilai informasi ditentukan oleh:
• Kemampuan dan kemauan untuk bertindak berdasarkan informasi tersebut.
• Keakuratan informasi.
• Tingkat keraguan bahwa akan ada tanpa informasi.
• Jumlah variasi dalam hasil mungkin.
• Tingkat keengganan risiko.
• Reaksi pesaing untuk setiap keputusan diperbaiki dengan informasi.
• informasi dalam hal waktu dan uang.


Penelitian Proses Pemasaran
Setelah kebutuhan riset pemasaran telah ditetapkan, proyek-proyek riset pemasaran yang paling melibatkan langkah-langkah ini:
1. Mendefinisikan masalah
2. Menentukan desain penelitian
3. Identifikasi jenis dan sumber data
4. Desain bentuk pengumpulan data dan kuesioner
5. Menentukan rencana sampel dan ukuran
6. Kumpulkan data
7. Menganalisis dan menafsirkan data
8. Siapkan laporan penelitian

Masalah Definisi
Persoalan keputusan yang dihadapi oleh manajemen harus diterjemahkan ke dalam masalah riset pasar dalam bentuk pertanyaan yang mendefinisikan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan dan bagaimana informasi ini dapat diperoleh,. Dengan demikian persoalan keputusan diterjemahkan menjadi masalah penelitian. Sebagai contoh, masalah mungkin keputusan apakah akan meluncurkan produk baru. Masalah penelitian mungkin sesuai untuk menilai apakah pasar akan menerima produk baru.

Tujuan dari penelitian ini harus didefinisikan dengan jelas. Untuk memastikan bahwa masalah keputusan yang benar adalah ditujukan, hal ini berguna bagi peneliti untuk garis besar skenario yang mungkin dari hasil penelitian dan kemudian untuk pengambil keputusan untuk merumuskan rencana aksi di bawah masing-masing skenario. Penggunaan skenario tersebut dapat memastikan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah disepakati sebelum dimulai.


Desain Penelitian
Marketing research can classified in one of three categories: Pemasaran penelitian dapat digolongkan dalam salah satu dari tiga kategori:
• Penelitian eksplorasi
• Penelitian Deskriptif
• Penelitian kausal
Klasifikasi ini dibuat sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam beberapa kasus penelitian ini akan jatuh ke dalam salah satu kategori ini, tetapi dalam kasus lain fase yang berbeda dari proyek penelitian yang sama akan jatuh ke dalam kategori yang berbeda.
• penelitian eksplorasi memiliki tujuan untuk merumuskan masalah lebih tepatnya, mengklarifikasi konsep, pengumpulan penjelasan, memperoleh wawasan, menghilangkan ide-ide praktis, dan membentuk hipotesis. Penelitian eksplorasi dapat dilakukan dengan menggunakan pencarian literatur, survei orang-orang tertentu tentang pengalaman mereka, kelompok fokus, dan studi kasus. Ketika orang survei, studi penelitian eksplorasi tidak akan mencoba untuk mendapatkan sampel yang representatif, melainkan, berusaha untuk mewawancarai orang-orang yang memiliki pengetahuan dan yang mungkin bisa memberikan wawasan tentang hubungan antar variabel. Studi kasus dapat mencakup kontras situasi atau pembandingan terhadap sebuah organisasi dikenal karena keunggulannya. Penelitian eksplorasi dapat mengembangkan hipotesis, tetapi tidak berusaha untuk menguji mereka. Eksplorasi penelitian dicirikan dengan fleksibilitas.

• Penelitian deskriptif lebih kaku dari penelitian eksplorasi dan berusaha untuk menggambarkan pengguna produk, menentukan proporsi penduduk yang menggunakan produk, atau memprediksi permintaan di masa mendatang untuk suatu produk. Berbeda dengan penelitian eksplorasi, penelitian deskriptif harus mendefinisikan pertanyaan, orang yang disurvei, dan metode analisis sebelum awal pengumpulan data. Dengan kata lain, siapa, apa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana aspek penelitian harus didefinisikan. persiapan tersebut memungkinkan seseorang kesempatan untuk membuat perubahan yang dibutuhkan sebelum proses pengumpulan data mahal telah dimulai.
Ada dua tipe dasar penelitian deskriptif: studi longitudinal dan studi cross-sectional. Studi longitudinal adalah analisis time series yang membuat pengukuran berulang dari individu yang sama, sehingga memungkinkan satu untuk memonitor perilaku seperti merek-switching. Namun, studi longitudinal adalah belum tentu representatif karena banyak orang dapat menolak untuk berpartisipasi karena komitmen yang diperlukan. Cross-sectional sampel studi populasi untuk membuat pengukuran pada titik waktu tertentu. Jenis khusus dari analisis cross-sectional adalah analisis kohort, yang melacak sebuah agregat individu yang mengalami peristiwa yang sama dalam interval waktu yang sama dari waktu ke waktu. Analisis Cohort berguna untuk peramalan jangka panjang permintaan produk.
• penelitian kausal berusaha untuk menemukan dan pengaruh hubungan sebab antara variabel. Ia menyelesaikan tujuan ini melalui eksperimen laboratorium dan lapangan.

Sumber :
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&tl=id&u=http%3A%2F%2Fwww.quickmba.com%2Fmarketing%2Fresearch%2F

Tipe - Tipe Konsumen

Nama : Putri Wulandari
Npm : 10208977
Kelas : 3EA04

Secara garis besar ada beberapa tipe pelanggan. Pengelompokkan berikut tidak mempunyai dasar ilmiah (psikologi, sosiologi), namun sering dianut oleh para penyedia jasa.

a. Pelanggan Pria
1) Tidak bertele-tele dalam mencari barang yang diinginkannya.
2) Kurang sabar dalam memilih barang yang diinginkannya.
3) Mudah dipengaruhi bujukan petugas pelayanan (pada bujukan tertentu).
4) Mudah terpengaruh oleh penjelasan dan argumentasi yang obyektif.

Cara terbaik memperlakukan pelanggan pria adalah:
a. Segera membujuknya atau mempengaruhinya, bahwa barang yang diminati adalah tepat sesuai dengan selera.
b. Petugas jangan banyak bertanya, layani saja apa yang diinginkannya.
c. Jawab dan jelaskan semua pertanyaannya, jangan bertele-tele, langsung pada inti permasalahannya.

b. Pelanggan Wanita
1) Sangat bertele-tele dalam memilih barang.
2) Tidak mudah terpengaruh penjelasan/bujukan petugas pelayanan.
3) Dalam memilih barang, biasanya lebih tertarik pada motif, bentuk atau warna, bukan pada manfaat barang tersebut, karena wanita cenderung menggunakan perasaannya.
4) Lebih menyukai sesuatu yang bersifat modis terutama dalam memilih produk pakaian, tas, sepatu, dan asesoris sosial dirinya.
5) Mudah meminta pandangan dan pendapat orang lain.
6) Menyukai hal-hal yang bersifat romantis.
7) Kurang menyukai hal-hal yang bersifat teknik.
Cara terbaik memperlakukan pelanggan wanita adalah:
a. Sediakan waktu yang cukup luang/lama, agar dia bebas memilih barang yang diinginkannya.
b. Petugas pelayanan harus lebih sabar dalam melayani pelanggan wanita, karena wanita adalah cerewet dalam menentukan pilihannya.
c. Berikanlah pelayanan yang lebih khusus.
Misal: a) diskon untuk produk tertentu,
b) obral untuk beberapa produk bermerk yang modelnya sudah agak telat.

c. Pelanggan Remaja
1) Mudah terpengaruh bujukan petugas.
2) Mudah terpengaruh tayangan iklan yang menarik.
3) Seleranya sangat modis dalam memilih barang.
4) Agak boros dalam berbelanja.

d. Pelanggan Usia Lanjut
1) Sangat sulit terpengaruh bujuk rayu petugas.
2) Sudah mantap dalam memilih barang yang diinginkannya.
3) Acapkali menanyakan barang-barang yang sudah ketinggalan jaman.
4) Biasanya bersikap ramah dan ngemong pada petugas yang masih muda-muda.
5) Cenderung ingin berlama-lama dan ngobrol dulu dengan petugas.

Cara terbaik memperlakukan pelanggan usia lanjut adalah:
a. Sabar dan penuh pengertian dalam melayaninya.
b. Dengarkanlah dengan baik nasehat-nasehat mereka tanpa membantah atau berdiskusi.
c. Apabila kesulitan dalam melayaninya, sebaiknya segera alihkan ke ptugas yang lebih tua atau lebih dewasa.

e. Pelanggan Anak-Anak
1) Umumnya masih suka bermain-main
2) Keinginannya terkadang tidak konsisten (suka berubah-ubah).
3) Tidak pernah diam, selalu bergerak kesana-kemari.
4) Mudah dipengaruhi dengan bujuk rayu.

Cara terbaik memperlakukan pelanggan anak-anak adalah:
a. Tidak memperlakukan mereka sebagai anak kecil yang tidak berdaya karena mereka juga butuh penghargaan dan perlakuan layaknya orang dewasa.
b. Petugas harus sabar dalam melayani pelanggan anak-anak, karena keinginan anak terkadang suka berubah.
c. Petugas perlu memberi pujian, misalnya dengan kata-kata: ”Wah pasti Adik cantik deh kalau pake baju ini.”

f. Pelanggan Pasangan Bertunangan
1) Suasana hati sedang diliputi kebahagiaan.
2) Seia-sekata dan jarang terjadi perselisihan.

Cara terbaik memperlakukan pelanggan pasangan bertunangan adalah:
a. Meminta perhatian si gadis bila si pria membutuhkan barang, bagitu pula sebaliknya.
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian tentang segala hal yang mereka inginkan dan bila diperlukan berilah saran yang terbaik yang mereka butuhkan, karena biasanya pasangan bertunangan akan memberikan yang terbaik bagi pasangannya.
c. Ciptakanlah suasana santai dan akrab agar pasangan tersebut leluasa ngobrol mengenai barang yang akan mereka beli.
d. Berikan perhatian lebih terhadap si gadis karena biasanya pendapat dan permintaan si gadis akan dikabulkan.

Sumber :

http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1990838-tipe-tipe-pelanggan/

Pembuatan Keputusan Konsumen

Nama : Putri Wulandari
Npm :10208977
Kelas : 3EA04

Sebelum konsumen melakukan pembelanjaan biasanya konsemen tersebut malakukan pembuatan keputusan. Secara teori konsumen melalui seluruh lima tahap pada tiap pembelian. Tapi pada pembelian rutin, konsumen terkadang melewatkan atau membalik beberapa tahap itu.
Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulus internal ketika salah satu kebutuhan normal-lapar, haus, seks, naik ke tingkatan yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong.
Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan eksternal. Seseorang mungkin merasa membutuhkan hobi baru ketika kesibukan pekerjaannya mulai menurun, dan dia mulai memikirkan kamera setelah berbincang-bincang dengan teman tentang fotografi atau setelah melihat iklan kamera. Pada tahap itu, pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui kebutuhan macam apa yang menyebabkan kebutuhan itu muncul, dan bagaimana cara pemasar menuntun konsumen supaya membeli produk tersebut.
Setelah mengumpulkan informasi seperti itu, pemasar dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang paling sering memicu ketertarikan terhadap produk dan mengembangkan program pemasaran yang melibatkan faktor-faktor tersebut.


Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhan itu kedalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan itu.
Pada satu tahapan tertentu, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian. Pada tahapan itu, seseorang menjadi lebih menerima informasi mengenai kamera. Ia memperhatikan iklan kamera, kamera yang digunakan oleh temannya, dan percakapan tentang kamera. Atau ia mungkin mengerjakan pengumpulan informasi secara aktif, dimana ia mencari informasi tertulis, menelepon teman, dan mengumpulkan informasi dengan berbagai cara lain. Jumlah pencarian yang dikerjakan tergantung pada kekuatan dorongan pada dirinya, jumlah informasi awal yang ia miliki, kemudahan pencarian informasi tambahan, nilai yang ia berikan pada informasi tambahan,
dan kepuasan yang di dapat setelah pencarian.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Sumber itu meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, bungkus, situs Web, dan lain-lain), sumber publik (media massa, organisasi pemberi peringkat), dan sumber berdasarkan pengalaman (memegang,
meneliti, menggunakan produk). Pengaruh relatif di antara sumber informasi itu berbeda-beda di antara berbagai produk dan pembeli.
Konsumen biasanya menerima sebagian besar informasi dari sumber komersial.-yang dikendalikan oleh pemasar. Namun demikian, sumber yang paling efektif cenderung yang bersifat pribadi. Sumber komersial biasanya memberikan informasi kepada pembeli, sedangkan sumber pribadi memberikan legitimasi atau mengevaluasi produk bagi pembeli.
Seseorang terkadang meminta orang lain-teman, keluarga, rekan kerja dan para profesional-supaya merekomendasikan produk atau jasa. Oleh karena itu, perusahaan mempunyai ketertarikan yang kuat untuk membangun sumber pemasaran getok tular (word of mouth sources). Sumber-sumber itu mempunyai dua keuntungan utama.
Pertama, sumber itu meyakinkan. Pemasaran getok tular atau pemasaran dari mulut ke mulut adalah satu-satunya metode promosi dari konsumen, oleh konsumen, dan untuk konsumen. Mempunyai konsumen yang setia dan terpuaskan dan membangga-banggakan bisnis mereka dengan anda merupakan mimpi setiap pemilik bisnis. Tidak hanya konsumen yang puas mengulangi pembelian, tetapi mereka juga menjadi papan promosi berjalan bagi bisnis anda.
Kedua, biaya yang rendah. Menjaga hubungan dengan konsumen dan mengubahnya menjadi sumber promosi getok tular membutuhkan biaya yang relatif rendah. Semakin banyak informasi yang didapat, kesadaran dan
pengetahuan konsumen tentang adanya merek dan fitur akan meningkat. Dalam pencarian informasi, seseorang banyak mempelajari merek yang tersedia. Informasi itu juga membantunya meninggalkan pilihan merek tertentu. Perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya agar calon konsumen sadar dan tahu akan
mereknya. Secara hati-hati perusahaan harus mengidentifikasi sumber informasi konsumen dan tingkat kepentingan tiap-tiap sumber itu.
Konsumen harus ditanyai bagaimana awalnya mereka mendengar merek itu, informasi apa yang didapat, dan bagaimana mereka mengurutkan tingkatan arti penting sumber informasi yang berbedabeda itu.
Pengevaluasian Alternatif
Kita telah mempejari cara konsumen menghasilkan informasi yang menghasilkan sekumpulan merek-merek yang akhirnya dipilih. Bagaimana cara konsumen memilih dari alternatif merek yang ada? Pemasar perlu memahami proses pengevaluasian alternatif-yakni, cara konsumen memproses informasi yang menghasilkan berbagai
pilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak melakukan satu evaluasi secara tunggal dan sederhana, tetapi konsumen mungkin melakukan beberapa proses avaluasi.
Sikap konsumen terhadap sejumlah merek tertentu terbentuk melalui beberapa prosedur evaluasi. Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis.
Dalam waktu yang lain, konsumen bersangkutan mengerjakan sedikit atau tidak mengerjakan evaluasi sama sekali; melainkan mereka membeli secara impulsif atau bergantung pada intuisi. Terkadang konsumen membuat keputusan sendirian, kadang tergantung pada teman, petunjuk konsumen, atau penjual untuk mendapatkan saran pembelian.
Jika ia tadi mempersempit pilihannya menjadi empat kamera.juga dapat dianggap ia hanya tertarik pada empat atribut kualitas gambar, kemudahan penggunaan, ukuran kamera dan harga. Ia telah membentuk keyakinan tentang berapa peringkat merek menurut masing-masing atribut. Jelas, jika terdapat satu kamera yang mendapat peringkat terbaik dalam semua atribut, dapat kita perkirakan, bahwa ia akan memilihnya. Namun, merek dapat berbeda-beda daya tariknya. Keputusan pembeliannya mungkin berdasarkan pada hanya
satu atribut, oleh karena itu pilihannya akan mudah ditebak. Jika ia menginginkan kualitas gambar merupakan atribut yang paling penting di atas yang lain, ia akan membeli kamera yang mempunyai gambar terbaik. Tetapi pembeli mempertimbangkan beberapa atribut yang masing-masing tingkat kepentingannya berbeda-beda. Jika kita mengetahui bobot kepentingan yang diberikannya tiap-tiap atribut dari keempat atribut tersebut, kita dapat memperkirakan pilihan merek kamera yang akan dibelinya sehingga lebih dapat diandalkan ketetapan
perkiraannya.
Pemasar harus mempelajari pembeli supaya dapat mengevaluasi alternatif merek secara aktual. Jika pemasar mengetahui proses evaluasi seperti apa yang terjadi, pemasar dapat mengambil langkah untuk mempengaruhi keputusan pembeli.
Keputusan Pembeli
Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama
adalah sikap orang lain. Jika suami Anna Flores sangat merasa Anna harus membeli kamera yang harganya paling murah, maka kesempatan Anna membeli kamera mahal akan berkurang.
Faktor kedua adalah faktor situasi tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, keadaan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian, Anna Flores mungkin kehilangan pekerjaannya atau pembelian lainnya lebih mendesak atau mungkin temannya mengatakan kecewa terhadap kamera pilihannya yang juga kamera kesukaan Anna. Atau, pesaing dekat menurunkan harga. Jadi, preferensi dan kecenderungan pembelian tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian aktual.
Perilaku Setelah Pembelian
Pekerjaan pemasar tidak hanya berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar. Apa yang menentukan pembeli puas atau tidak puas terhadap pembeliannya? Jawabnya terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja produk uang dirasakan. Jika produk jauh di bawah harapan konsumen, maka konsumen kecewa; jika produk memenuhi harapannya, konsumen terpuaskan, jika
melebihi harapannya, maka konsumen akan merasa sangat senang.
Semakin besar beda antara harapan dan kinerja, semakin besar pula ketidakpuasan konsumen. Oleh sebab itu, penjual harus janji yang benar-benar sesuai dengan kinerja produk agar pembeli merasa puas. Beberapa penjual bahkan menyatakan janji tingkatan kinerja yang lebih rendah dibandingkan kinerja sebenarnya agar
kepuasan konsumen menjadi sangat tinggi. Misalnya, wiraniaga Beoing cenderung konservatif pada saat memperkirakan potensi manfaat pesawatnya. Mereka hampir tiap kali menyatakan efesiensi bahan bakar lebih rendah dari pada sebenarnya-mereka menjanjikan penghematan bahan bakar sebesar 5 persen yang ternyata 8 persen. Konsumen akan merasa senang terhadap kinerja yang lebih baik daripada yang diharapkan. Mereka akan membeli lagi dan berkata kepada calon pelanggan lain bahwa Boing memenuhi janjinya.
Hampir seluruh pembelian penting menghasilkan disonansi kognitif, atau ketidaknyamanan pembeli karena konflik setelah pembelian. Setelah pembelian, konsumen akan merasa puas dengan manfaat merek yang telah dipilih dan senang untuk menghindari kekurangan dari merek yang tidak dibeli. Namun, setiap pembelian melibatkan kompromi. Konsumen mendapatkan ketidak-nyamanan akibat mendapatkan kekurangan produk yang dibeli dan kehilangan sejumlah manfaat produk yang tidak dibeli. Oleh karena itu, konsumen merasakan setidak-tidaknya ada disonansi setelah pembelian pada setiap pembeliannya.
Mengapa memuaskan konsumen itu sangat penting? Kepuasan itu penting karena penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok dasar-pelanggan baru dan pelanggan lama. Biasanya biaya akan lebih besar untuk menarik pelanggan baru daripada mampertahankan pelanggan lama dan jalan terbaik untuk mempertahankan pelanggan adalah dengan memuaskan mereka.
Kepuasan pelanggan merupakan kunci untuk membuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan-yakni untuk mempertahankan dan menumbuhkan konsumen serta untuk memetik hasil yang berupa nilai seumur hidup pelanggan. Pelanggan yang puas akan kembali membeli produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk itu, lebih sedikit memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta membeli produk yang lain dari perusahaan yang sama. Banyak pemasar bertindak lebih dari sekedar memuaskan harapan konsumen-mereka berupaya
menyenangkan hati konsumen. Konsumen yang hatinya merasa senang akan membeli lagi produk tersebut serta berbicara yang menyenangkan tentang produk dan perusahaan itu.
Konsumen yang tidak puas memberikan tanggapan secara berbeda. Konsumen yang puas, secara rata-rata, akan berbicara kepada tiga orang mengenai baiknya pengalaman mereka mengenai produk, sedangkan konsumen yang tidak puas akan mengeluh ke 11 orang. Bahkan, suatu studi menunjukkan bahwa 13 persen orang yang mempunyai masalah dengan organisasi tertentu mengeluh tentang organisasi tersebut ke lebih dari 20 orang. Jadi, berita buruk dari mulut ke mulut berjalan lebih cepat daripada berita baik dari mulut ke mulut dan dapat dengan cepat merusak sikap konsumen terhadap perusahaan dan produknya.
Oleh karena itu, perusahaan yang bijaksana perlu mengukur kepuasan konsumen secara teratur. Perusahan tersebut tidak dapat semata-mata mengandalkan konsumen yang tidak puas yang secara sukarela menyampaikan keluhannya kepada perusahaan. Sebesar 96 persen konsumen yang tidak senang tidak pernah menyampaikan keluhannya. Perusahaan harus membangun sistem yang mendorong konsumen menyampaikan keluhannya.


Sumber :

http://www.smakristencilacap.com/arti-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran/proses-pengambilan-keputusan-pembelian-konsumen/

Sabtu, 06 November 2010

Nama : Putri Wulandari
Npm : 10208977
Kelas : 3EA04

Model Perilaku Konsumen


Model perilaku konsumen membantu produser konten melakukan hal yang benar untuk orang yang tepat dengan cara mencocokkan isi diproduksi dengan perilaku yang ditunjukkan oleh orang yang datang ke dalam kontak dengan konten. Jika Anda ingin untuk dapat mengukur efektivitas barang Anda membuat atau jika Anda ingin belajar dari bagaimana orang berperilaku dalam kaitannya dengan hal-hal yang Anda membuat, kemudian memiliki model perilaku konsumen akan membantu.
Mencapai itu, akuisisi, keterlibatan, konversi, model kepuasan mengasumsikan fase linier. Ini berarti bahwa konten pertama Anda harus "mencapai" seseorang. Maka orang yang bisa "diperoleh" dan kemudian setelah itu menjadi "terlibat." Jika tawaran Anda memenuhi critera tertentu dengan orang maka mereka akan membeli sesuatu atau menghubungi Anda atau melakukan sesuatu yang lain yang menempatkan mereka dalam fase "konversi. Dan jika, setelah semua itu, mereka masih seperti segala sesuatu, mereka bisa menunjukkan "kepuasan." Seseorang harus mengambil tindakan yang terukur untuk lulus dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Bisnis yang berbeda akan memiliki definisi yang berbeda ketika seseorang telah lulus dari satu tahap ke tahap berikutnya. Cara Anda mendefinisikan setiap tahap dapat memberikan keunggulan strategis bisnis Anda di atas pesaing Anda. Namun perlu diingat, mendaftarkan lebih "konversi" tidak membuat Anda lebih kompetitif daripada memiliki lebih "teman" di Facebook membuat Anda lebih populer. Strategis keuntungan yang diperoleh dari bagaimana Anda mendefinisikan setiap tahap adalah hasil dari menyelaraskan tujuan Anda kepada mereka dari pelanggan Anda, tidak melalui gerrymandering definisi perilaku sesuai situs yang ada.

Sikap dan perilaku konsumen juga merupakan bagian dari konsep perilaku konsumen yang lain. Untuk mengukur sikap dan perilaku komsumen dapat dilakukan dengan model multiatribut. Salah satu model sikap yang terkenal adalah model sikap multiatribut Fishbein. Model sikap Fish bein ini berfokus pada prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap obyek tertentu. Model ini mengidentifikasi tiga faktor utama untuk memprediksi sikap. Faktor petama, keyakinan seseorang terhadap atribut yang menonjol dari obyek. Faktor kedua, adalah kekuatan keyakinan seseorang bahwa atribut memiliki atribut khas, biasanya diketahui dalam bentuk pertanyaan, misalnya, seberapa setuju bahwa obyek X memiliki atribut Y. faktor ketiga adalah evaluasi dari masing-masing keyakinan akan atribut yang menonjol, dimana diukur seberapa baik atau tidak baik keyakinan mereka terhadap atribut-atribut itu.

Salah satu model sikap dan perilakukonsumen adalah model Fishbein. Model ini digunakan dengan maksud agar diperoleh konsistensi antara sikap dan perilakunya, sehingga mode Fishbein ini memiliki dua komponen, yaitu kompenen sikap dan komponen norma subyektif yang penjelasannya disajikan berikut ini :

a.Komponen sikap
Kompenen ini bersifat internal individu, ia berkaitan langsung dengan obyek penelitian dan atribut-atribut langsungnya yang memiliki peranan penting dalam pengukuran perilaku, karena akan menentukan tindaka apa yang akan dilakukan, dengan tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal.

b.Komponen norma subyektif
Komponen ini bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengkalikan antara nilai kepercayaan normatif individu terhadap atribut dengan motivasi bersetuju terhadap atribut tersebut. Kepercayaan normatif mempunyai arti sebagai suatu kuatnya keyakinan normatif seseorang terhadap atribut yang ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap obyek. Sedangkan motivasi bersetuju merupakan motivasi seseorang untuk bersetuju dengan atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilakunya.

Sumber :
http://skripsi-konsultasi.blogspot.com/2008/05/model-sikap-dan-perilaku-konsumen.html

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://n0d3.org/whats-a-consumer-behavior-model/