Sabtu, 21 November 2009

LIBURAN KE JOGYA YANG CUKUP EKONOMIS

LIBURAN KE JOGYA YANG
CUKUP EKONOMIS

Pada waktu liburan sekolah tiba pada saat itu. Kami sekeluarga liburan kerumah nenek di jawa. Pada waktu itu kami pergi dua kelurga dari Jakarta menuju jawa keluarga saya dan kelurga pa’lek saya. Setibanya kami disana kami istirah terlebih dahulu, lalu keesokan harinya kami baru pergi ke kota Jogya.
Pada waktu itu saya dan yang lain pergi ke malioboro disana kita jalan-jalan di alun-alun( dasar orang Jakarta yang nora)lalu kita pergi ke pasar bringharjo disana kita membeli kain dan baju batik dengan harga yang cukup murah jika dibandingkan dengan apabila kita beli di Jakarta.
Ada satu kejadian yang cukup lucu. Jadi pada saat itu kami terbagi menjadi dua kelompok maksudnya terbagi menjadi dua kelompok adalah kelompok pertama adalah saya bersama mama saya, dan kelompok kedua keluarga bule saya bersama anak-anaknya. Ayah dan pa’lek tidak ikut masuk ke dalam pasar.
Jadi didalam pasar kami berburu baju dan kain batik secara terpisah lalu bertemunya lagi nanti pada saat makan siang. Pas saatnya makan siang tiba kami kumpul semua disalah satu warung gudek. Lalu kami saling bercerita tentang kain dan baju batik hasil buruan. Dengan bangganya bule saya yang kebetulan orang jawa barat jadi tidak bisa berbicara bahasa jawa bercerita dengan bangganya tentang kain dan baju batiknya buruannya.
Bule : “ ih harga baju batik sama kain batiknya murah banget ya, nih saya aja udah dapet segini
Pa’lek : ‘ ya emang murah namanya juga di jawa”
Bule : “ bude beli berapa (yang dimaksud bede adalah mama saya)saya beli 200.000 aja udah dapet bayak coba kalo di Jakarta ga dapet nih”
Mama : “coba liat”(mama kaget)ini berapa harganya
Bule : “ yang itu kalau ga salah 90.000 deh murah kan.”
Mama : “hhaaahh(kaget, lalu mama menyelurkan kain yang sama sengan motif yang sama dan dengan merek yang sama) ini saya beli ga sampe 50.000”
Bule : “haaahhhh( dengan penuh kaget dan heran) “

Sekatika yang semua lagi pada makan dengan asiknya tiba-tiba serentak pada tertawa semua. Mentertawain bule soalnya udah cerita dengan bangganya eh ga tahunya kain batik yang dia beli harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan yang mama saya beli. Soalnya pada saat membeli mama yang kebetulan orang jawa pada saat waktu transaksi menggunakan bahasa jawa jadi bisa lebih murah apalagi pada saat membeli mama sempat bercanda dengan penjualnya dengan bahasa jawa. Sedangkan bule saya pada saat membeli dengan menggunakan bahasa Indonesia, jadi mungkin penjual tersebut tahu kalau bule saya buka orang yogja jadinya harganya di mahalin.







Bule : “ ah nanti kalau beli mau sama bude aja ah ga mau kepisah kaya tadi”
Sepupu : “ makanya mah jangan sok tahu jadi orang (anak bule) “
Bule : “diem kamu”
Mama : “ iia nanti kalau beli bareng aja”

Jadi bahasa juga dapat menjadi salah satu faktor untuk menentukan harga suatu barang.

SALAH SATU KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN BUSWAY SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI

SALAH SATU KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN

BUSWAY SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI

Cukup banyak keuntungan yang dapat kita peroleh jika kita menggunakan busway sebagai alat transportasi. Apalagi di kota besar seperti Jakarta. Selain dapat menghemat waktu, biaya yang kita keluarkan juga relative lebih murah, apalagi jika dibandingkan dengan kita menggunakan bis umum. Jika kita menggunakan bis umum dengan keadaan yang penuh sesak dan panas belum lagi jika terkena kemacetan, tapi jika kita menggunakan busway keadaan bis yang cukup nyaman dan juga punya jalur sendiri itu lah salah satu keuntunggan kita menggunakan busway dibandingkan dengan dengan bis umum.

Pernah punya pengalaman pribadi dengan menggunakan busway. Waktu itu saya merasa jenuh dengan liburan dirumah terus-menerus, dengan uang yang terbatas pengennya pergi tapi binggung mesti pergi kemana dengan uang yang sedikit. Lalu terlintas pergi dengan menggunakan busway. Dengan bermodalkan uang 3500 saya dan teman bisa pergi menggelilingi Jakarta.

Jadi siapa bilang dengan uang yang terbatas kita tidak bisa mendapatkan kepuasan yang maksimal bukitnya saya dengan uang terbatas bisa mendapatkan liburan yang cukup memuaskan.

Kamis, 19 November 2009

Koprasi

KOPRASI

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:

  • Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi;
  • Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.

Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh si anggota.


Fungsi dan Peran Koperasi

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:

  • Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
  • Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
  • Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya
  • Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
  • Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelaja

Prinsip Koperasi

Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu:

  • Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
  • Pengelolaan dilakukan secara demokratis
  • Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi)
  • Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
  • Kemandirian
  • Pendidikan perkoprasian
  • kerjasama antar koperasi

Jenis-jenis Koperasi menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian

Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.

  • Koperasi Simpan Pinjam
  • Koperasi Konsumen
  • Koperasi Produsen
  • Koperasi Pemasaran
  • Koperasi Jasa

Koperasi Simpan Pinjam Adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman

Koperasi Konsumen Adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi

Koperasi Produsen Adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.

Koperasi Pemasaran Koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya

Koperasi Jasa Koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi


Harga Meningkat Menjelang Hari Besar Perayaan

Harga Menjelang Hari Besar Perayaan

Harga bisa meninggakat menjelang hari perayaan tiba. Banyak harga yang meningkat menjelang hari raya tiba apalagi harga - harga bahan pokok seperti sembako. Biasanya harga dari tahun ke tahun yang selelu mengalami kenaikan adalah harga daging dan ayam. Contohnya harga daging sapi yang biasanya Rp 60.000 - Rp. 62.000/kg pada saat mendekati hari raya idul fitri bisa mencapai Rp 75.000/kg.
Pada saat lebaran tiba di keluarga kami mempunyai kebiasaan "pokoknya setiap lebaran tiba pasti ada opor ayam". Tepatnya seminggu sebelum hari raya tiba mama membeli 1 ekor ayam jantan yang cukup besar. pada saat itu mama membeli dengan harag Rp. 75.000/ekor.
Lalu pada saat 3 hari menjelang hari raya tiba secara kebetulan tetangga kami juga membeli satu ekor ayam jantan dia membeli denagn harga Rp. 100.000/ekor padahal secara fisik ayam yang kami punya lebih besar.
Itu membuktikan juga saalh satu hkum penawaran dalam ekonomi yang berbunyi apabila harga suatu barang naik maka jumlah barang yang ditawarkan juga meninggkat. Jadi harga meninggkat pada saat permintaan bertambah banyak.